Sabtu, 09 Juli 2011

Penduduk Miskin di Jakarta Akan Didata Ulang

JAKARTA, TRIBUNKOMPAS.
By: PARMAN.

-Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta akan mendata ulang penduduk miskin di Jakarta.

Kepala BPS DKI Jakarta, Agus Suherman, menyebutkan lembaganya akan mendata Program Perlindungan Sosial (PPS). Kegiatan akan dilangsungkan pada 15 juli hingga 14 Agustus mendatang. "Pendataan ini akan dilakukan terhadap rumah tangga sasaran yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah," ujar Agus saat dihubungi pada Sabtu, 9 Juli 2011.

Agus menyebutkan pendataan ini ditargetkan akan rampung pada pertengahan November mendatang. Database ini nantinya akan dijadikan rujukan untuk program-program penanggulangan kemiskinan di DKI Jakarta.

Lebih jauh Agus menyebutkan, tahun ini angka kemiskinan dimungkinkan meningkat karena perubahan angka batas kemiskinan. Jika tahun lalu angka batas miskin adalah pendapatan minimal Rp 331 ribu per bulan, sekarang naik menjadi Rp 350 ribu per bulan. "Inilah yang mengakibatkan garis kemiskinan juga meningkat," ujarnya.

Saat ini jumlah penduduk miskin di Ibu Kota mencapai 295 ribu orang. Angka itu merupakan sekitar 11,45 persen dari jumlah penduduk Jakarta.

Menurut Agus, dari 5 wilayah kota dan satu kabupaten di Jakarta, jumlah penduduk miskin paling banyak terdapat di Jakarta Utara. "Ini juga disebabkan oleh padatnya penduduk di Jakarta Utara," ujarnya.

Menanggapi masih tingginya angka penduduk miskin di DKI Jakarta, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta Asep Syarifuddin menyebutkan, pemerintah terus meningkatkan pemerataan program pemberdayaan masyarakat. "Tahun ini kami akan prioritaskan pada pemberdayaan masyarakat miskin kota," ujar Asep, beberapa waktu lalu, kepada Tribunkompas Online.

Asep menyebutkan BPMPKB akan menambah intensitas pelatihan dan pengembangan keahlian untuk ibu rumah tangga dan remaja. Pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan bisa dijangkau keluarga miskin. Misalnya pelatihan perbengkelan, menjahit dan reparasi alat elektronik.

Kelompok perempuan dan remaja, kata Asep, merupakan kelompok yang paling rentan terhadap kemiskinan. "Perempuan di rumah tangga kenyataannya menjadi penggerak utama rumah tangga. Kalau perempuannya bisa diberdayakan, kemiskinan secara otomatis akan bisa diturunkan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar