JAKARTA, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Parman.
- Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) akan memamerkan sejumlah senjata yang dimiliki, termasuk senjata dengan daya hancur tinggi, di Taman Monas, Gambir, Jakarta Pusat, mulai Sabtu (6/10) sampai Senin (8/10).
Pengunjung tidak akan dipungut biaya apapun untuk datang dan melihat-lihat persenjataan TNI AD itu. Pameran yang dibuka mulai pukul 08.00 sampai pukul 15.00 itu sebagai salah satu rangkaian hari jadi ke-67 TNI yang jatuh pada 5 Oktober 2012.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jenderal Sisriyadi, mengatakan, lokasi pameran adalah seluruh tempat di sekeliling kawasan monas. Nantinya persenjataan akan ditata mengelilingi kawasan monas. Misalnya, persenjataan milik Zeni, Komando Strategis Angkatan Darat dan Kopassus, dipajang di Monas Bagian Utara.
Lalu, helikopter milik Korps Penerbang Angkatan Darat dan Kavaleri akan dipamerkan di Monas Bagian Timur. Sedangkan peralatan maupun persenjataan milik Direktorat Kesehatan Angkatan Darat maupun Penelitian dan Pengembangan akan diletakkan di kawasan monas bagian barat. Selain itu, ada pula tempat untuk mendapatkan informasi mengenai seleksi untuk menjadi Prajurit maupun perwira karir TNI AD.
Dalam konferensi pers di Kartika Media Center di Jalan Abdurahman Saleh, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (2/10) siang, Sisriyadi menyampaikan, pihaknya juga akan memamerkan tank-tank maupun meriam yang masih dipakai sebagai persenjataan di TNI AD sekarang ini.
Salah satunya adalah meriam dengan daya hancur tinggi, yakni meriam MLRS/ATROS buatan Brasil. "Meriam ini memiliki jarak tembakan sampai 85 kilometer. sehingga apabila ditembakkan dari Jakarta maka tembakannya bisa mencapai Cipularang," katanya.
Belum lagi, jelas Sisriyadi, meriam ini memiliki serpihan yang akan terpecah dan pecahannya bisa menembus baja yang tebalnya 60 centimeter.
Sisriyadi juga menjelaskan, meriam itu memiliki nilai sejarah, karena sudah dipakai saat perang Teluk dan terbukti ampuh memukul mundur pasukan Kuwait pada saat itu.
Selain itu, ada pula senjata artileri pertahanan udara jenis L 70/40 mm yang telah digunakan Indonesia sejak tahun 1970 dan telah ikut dalam beberapa pertempuran dalam negeri, seperti Perang Timor dan Operasi Militer di Aceh. Pameran ini juga dimaksudkan untuk menarik minat pemuda Indonesia untuk masuk pendidikan untuk menjadi prajurit maupun perwira TNI AD.
By: Parman.
- Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) akan memamerkan sejumlah senjata yang dimiliki, termasuk senjata dengan daya hancur tinggi, di Taman Monas, Gambir, Jakarta Pusat, mulai Sabtu (6/10) sampai Senin (8/10).
Pengunjung tidak akan dipungut biaya apapun untuk datang dan melihat-lihat persenjataan TNI AD itu. Pameran yang dibuka mulai pukul 08.00 sampai pukul 15.00 itu sebagai salah satu rangkaian hari jadi ke-67 TNI yang jatuh pada 5 Oktober 2012.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jenderal Sisriyadi, mengatakan, lokasi pameran adalah seluruh tempat di sekeliling kawasan monas. Nantinya persenjataan akan ditata mengelilingi kawasan monas. Misalnya, persenjataan milik Zeni, Komando Strategis Angkatan Darat dan Kopassus, dipajang di Monas Bagian Utara.
Lalu, helikopter milik Korps Penerbang Angkatan Darat dan Kavaleri akan dipamerkan di Monas Bagian Timur. Sedangkan peralatan maupun persenjataan milik Direktorat Kesehatan Angkatan Darat maupun Penelitian dan Pengembangan akan diletakkan di kawasan monas bagian barat. Selain itu, ada pula tempat untuk mendapatkan informasi mengenai seleksi untuk menjadi Prajurit maupun perwira karir TNI AD.
Dalam konferensi pers di Kartika Media Center di Jalan Abdurahman Saleh, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (2/10) siang, Sisriyadi menyampaikan, pihaknya juga akan memamerkan tank-tank maupun meriam yang masih dipakai sebagai persenjataan di TNI AD sekarang ini.
Salah satunya adalah meriam dengan daya hancur tinggi, yakni meriam MLRS/ATROS buatan Brasil. "Meriam ini memiliki jarak tembakan sampai 85 kilometer. sehingga apabila ditembakkan dari Jakarta maka tembakannya bisa mencapai Cipularang," katanya.
Belum lagi, jelas Sisriyadi, meriam ini memiliki serpihan yang akan terpecah dan pecahannya bisa menembus baja yang tebalnya 60 centimeter.
Sisriyadi juga menjelaskan, meriam itu memiliki nilai sejarah, karena sudah dipakai saat perang Teluk dan terbukti ampuh memukul mundur pasukan Kuwait pada saat itu.
Selain itu, ada pula senjata artileri pertahanan udara jenis L 70/40 mm yang telah digunakan Indonesia sejak tahun 1970 dan telah ikut dalam beberapa pertempuran dalam negeri, seperti Perang Timor dan Operasi Militer di Aceh. Pameran ini juga dimaksudkan untuk menarik minat pemuda Indonesia untuk masuk pendidikan untuk menjadi prajurit maupun perwira TNI AD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar