Rabu, 28 Agustus 2013

Warem di Cileungsi, Bogor Marak Lagi

BOGOR, TRIBUNEKOMPAS.
By: Hasibuan.

- Bekas lokalisasi di Desa Limusnunggal, Kecamatan Cielungsi  yang pernah dibumihanguskan kini berdiri kembali puluhan bangunan yang diduga digunakan sebagai tempat maksiat.

Warga setempat khwatir praktik pelacuran maksiat di desa mereka kembali muncul sehingga mendesak instansi terkait membongkarnya.

Setiap malam Sabtu dan Minggu  di sejumlah bangunan semi permanen itu ramai dkunjungi orang. Sedangkan lampu penerangnya mengambil dari beberapa rumah di sekitarnya. Bangunan yang terbuat dari
papan dan bilik bambu disulap menjadi panti pijat, beberapa kamar yang disekat-sekat, dan bar dangdut (bardut).

“Meski belum seramai seperti awal 2009 lalu, kami khwatir jika dibiarkan praktik pelacuran dan maksiat kembali muncul di desa kami,” ujar Yana, warga setempat, Selasa. Dia dan warga lainya sudah melapor ke Kecamatan dan Polsek Cileungsi, tapi hingga kini belum ada aksen dari muspika setempat.

Camat Cileungsi Beben Suhendar mengakui pihaknya tak punya wewenang membongkarnya sebab tangungjawab Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman (DBTP) Kabupaten Bogor. “Sudah empat kali kami layangkan surat ke DBTP agar  dibongkar,” katanya. Sejauh ini, DBTP bersama Satpol PP Kabupaten Bogor dan pihaknya baru sebatas melakukan pendataan.

“Hasilnya tercatat 67 bangunan  kebanyakan berdiri di lahan negara,” katanya. Diakuinya, pihaknya juga khwatir jika dibiarkan lama kelamaan praktik lokalisasi di desa itu muncul kembali seperti lima tahun silam. “Pembongkaran adalah langkah  tepat mencegah lokalisasi,” tambahnya.

Sedangkan Kapala DPTB Kabupaten Bogor Yani Hasan, mengatakan, setelah melakukan pendataan dan pemeriksaan, pihaknya akan melayangkan surat ke pemilik bangunan agar dibobgkar sebab tak berizin.
“Seluruh 67 bangunan itu tak ber-IMB, sehinga kami berikan surat teguran pertama agar dibongkar. Jika sampai surat ketiga tak diindahkan, kita akan merekomendasikan Satpol PP  membongkarnya,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar