
By: PARMAN.
-Padatnya kendaraan di perbatasan Ibukota Jakarta, menjadi salah satu permasalahan lalulintas. Pemerintah pusat diminta turun tangan. Kondisi angkutan umum yang sangat memprihatinkan, juga mesti dibenahi. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo alias Foke diminta turun ke jalanan.
Wakil Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Tomex Kurniawan mengakui, adanya penambahan kepadatan di kawasan penyangga Ibukota Jakarta seperti Kalimalang, Jalan Raya Bogor, Depok, dan Ciputat.
Menurutnya, kepadatan di gerbang masuk itu disebabkan semakin banyaknya kendaraan pribadi yang masuk ke ibukota. “Kendaraan semakin banyak dan semakin padat. Sementara kapasitas jalan sudah tidak memadai,” kata Tomex di Jakarta, kemarin.
Karena itu, pihaknya telah menurunkan personel tambahan guna mengatur dan mengantisipasi kepadatan lalulintas di beberapa ruas jalan tersebut.
“Yang paling utama adalah menekan masuknya kendaraan ke Jakarta. Karena salah satu penyumbang kemacetan adalah kendaraan dari luar ibukota,” ujarnya.
Jadi, lanjut Tomex, agar bus kota bisa lancar melaju di ibukota, bisa saja para pemilik mobil atau kendaraan lainnya di lokasi penitipan. Tomex juga menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten yang menjadi satelit Kota Jakarta. Saran-saran agar bisa mengurangi kemacetan, juga sudah disampaikan kepada pimpinan masing-masing kota.
Dia berharap, pemerintah pusat juga bisa segera memberikan keputusan yang mendukung pengurangan kemacetan Jakarta. Pemerintah diharapkan bisa mengambil keputusan atau kebijakan yang mengurangi kemacetan.
“Daripada melebarkan jalan, lebih baik pemerintah mengoptimalkan transportasi umum di ibukota yang kondisinya sangat memprihatinkan. Sebab, armada transportasi umum banyaj sudah tua dan cuma sedikit yang kondisinya layak digunakan. Itu mengakibatkan warga lebih memilih kendaraan pribadi daripada kendaraan umum,” tegasnya.
Hal ini juga ditegaskan pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia (UI) Andrinof Chaniago. Menurutnya, hal paling mendasar dalam masalah kemacetan di Jakarta adalah perbaikan sarana angkutan umum.
“Tidak mungkin banyak yang ingin naik bus berdesak-desakan. Akhirnya, mereka memilih taksi atau naik kendaraan pribadi karena angkutan umumnya butut dan tidak layak,” tegasnya.
Menurut Andrinof, pemangku jabatan ibukota juga perlu melihat langsung kondisi di lapangan agar paham saat menyusun solusi mengatasi kemacetan.
“Gubernur Fauzi Bowo dan walikota harus menghabiskan setengah hari di jalanan Jakarta. Bukan cuma berkantor di dalam. Lihat langsung macet Jakarta, biar jangan berimajinasi saja atasi kemacetan,” cetusnya.
Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, pada 2009, jumlah kendaraan bermotor mencapai 9.993.867. jumlah ini naik 15 persen tahun 2010 menjadi 11.362.396 yang terdiri dari motor sebanyak 8.244.346 unit dan mobil sebanyak 3.118.050 unit.
Jumlah ini belum ditambah angkutan umum yang melintas dalam satu trayek, yakni sebanyak 859.692 armada. Sedangkan panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km dan luas jalan 40,1 km atau 0,26 persen dari luas wilayah DKI. Sementara pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen pertahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar